Catatan kecil di Air Terjun Ngleyangan #part 2

Bismillah dilanjut... \('_')/

Kediri, 24 Agustus 2013

Pagi ceria di bawah pelangi air terjun Ngleyangan
#PramukaUA #Bahagia
 Perjalanan menuju air terjun ngleyangan memang tak semuda yang kami bayangkan. medan yang curam cukup membuat kami ragu. tapi tekat kami untuk melihat air terjun ngleyangan begitu besar sehingga masalah medan yang curam tak lagi kami pikirkan. kami terus berjalan menjusuri jalan setapak, melewati ladang milik warga, hingga pepohonan pinus yang tinggi-tinggi. Menjelang setengah lima sore akhirnya kami semua sampai di DAM dengan bebatuan besar yang eksotis yang memutus jalan setapak kami. Sampai di sana, kami beristirahat untuk sholat dan makan.

 

dan istirahat yang kami rencanakan sebentar itu berlanjut hingga Maghrib datang. Kami akhirnya memutuskan untuk sholat maghrib dulu sebelum kembali melanjutkan perjalanan. 
Perjalanan kami menuju air terjun Ngleyangan pun berlanjut. Hari sudah gelap. tak ada penerangan selain senter dan sinar sang Rembulan diatas sana. berbekal senter yang kami pegang, akhirnya kami tetap melanjutkan perjalanan. kami terus berjalan dan berjalan. meski sebentar-sebentar kami berhenti karena medan yang sempit dan kanan kiri jurang yang mengelilingi. 
Tracking saat malam hari, bukanlah hal yang pernah saya bayangkan dan juga alami sebelumnya. ini pengalaman pertama saya. tapi sungguh saya menikmatinya. Menikmati kebersamaannya bahkan keindahannya.
Sepanjang perjalanan kami saling berkomunikasi dengan sangat renyah. Jika ada jarak diantara kami, kami akan segera berhenti dan menunggu yang lainnya untuk mendekat dan memutus jarak. berlanjut terus seperti itu. saat berhenti menunggu teman-teman yang tertinggal, saya mendongak ke atas. "Subhanallah," seru saya saat itu. Alam benar-benar luar biasa, dan Allah SWT sebagai penciptanya memang tiada duanya. Hamparan berjuta bintang terlihat begitu dekat dan indah di atas kepala saya. Semua keindahan yang membuat saya tak pernah bisa berhenti tersenyum...
Pukul 08.00 WIB akhirnya kami sampai di air terjun ngleyangan. kami tak dapat melihat seperti apa air terjun Ngleyangan itu. semuanya masih serba gelap. samar-samar kami bisa melihatnya saat teman-teman dengan iseng mengarahkan senter mereka ke arah air terjun. suara deburan air yang jatuh begitu membuat saya terharu. saya bahagia. saya bahagia..
Malam di air terjun Ngleyangan memang luar biasa, hawa dingin menusuk kulit langsung terasa. api unggun pun jadi solusinya. kami semua berkumpul melingkar, untuk merasakan hangatnya radiasi api unggun. setelah dirasahangat, beberapa teman mulai bangkit dan mendirikan tenda sebagai tempat beristirahat. tak butuh waktu lama , tenda kami terpasang dengan kokohnya. Lelah di tubuh kami sudah menjalar kemana-mana. beberapa teman sudah mulai masuk ke dalam tenda dan tertidur dengan lelapnya. saya dan teman-teman yang lainnya yang masih bertahan di luar memuaskan hasrat perut yang ingin diisi. jadilah berbungkus-bungkus mie instan kami masak bersama-sama di bawah sinar renmulan dan ditemani debur air terjun Ngleyangan. pukul setengah sepuluh, dingin semakin merambat ke seluruh tubuh. Tapi kegiatan PTA dan Jalan adat belum juga dilaksanakan. Bagus, Genut, Riza, Auli dan Faza sesekali terlihat mondar-mandir mempersiapkan PTA dan jalan adat. pukul 22.00 WIB, PTA dilaksanakan dibawah air terjun Ngleyangan yang eksotis. Sungguh sebuah kehormatan tersendiri bagikami :). Kali ini peserta PTA hanya dua orang saja, Velly dan Aini. PTA berjalan lancar, berlanjut menuju jalan adat. Total peserta jalan adat ada tujuh orang. saya termasuk salah satunya. pos untuk jalan adat ada empat pos. Dalam jalan adat ini saya dipasangkan dengan Evi dan menjadi pasangan pertama yang memulai jalan adat. Berbekal lilin kecil kami memulai jalan adat, pos pertama dijaga oleh dua orang kakak Pramuka, Kak Lala (yang baru saja pulang Ekspedisi NKRI di Sulawesi) dan Kak Cristin. di pos ini kami ditanyai tentang diri kami, karena pot pertama adalahpos IDENTITAS DIRI. Selesai di pos pertama kami melanjutkan di pos kedua yang dijaga Kak Auli dan Kak irfan, di pos ini memotivasi diri kami untuk tetap tinggal dan bersama-sama di Pramuka UA. Pos kedua, Pos Motivasi. berlanjut di post ketiga, lilin kami semakin sedikit karena meleleh, jadilah kami mematikan lilin tersebut dan bercengkrama dengan gelap malam di pos ketiga, Post Kepramukaan yang dijaga Kak Faza dan Kak Dwi. Pos keempat, yahhh... lilin semakin leleh dan mendekati habis. untuk pos keempat yang dijaga sahabat saya Kak Bagus dan Kak Ani ini terang, jadi kami tetap bertahan dengan tidak menyalakan lilin sampai perjalanan ke pos lima. di pos empat, jujur saja, saya merasa disindir dan dituntut, banyak pertanyaan yang membuat saya kesal sebenarnya dan pada akhirnya mungkin  jawaban yang saya berikan juga semakin ketus, selesai dengan kekesalan saya di pos emapat saya dan evi berlanjut ke pos lima di sebelah pos kedua. Di pos renungan saya mulai kembali merasa jengkel. Pasalnya saya dicuekin dan sama sekali tidak diberi pertanyaan apapun. Berbeda dengan Evi yang ditanyai banyak hal. Kami berdiam di pos terakhir ini cukup lama, dan kekesalan saya juga semakin bertambah. Untungnya di pos ini lawakan-lawakan ala Pramuka UA dikeluarkan dan perlahan demi perlahan kekesalan saya mencair. Menunggu di pos lima hingga semua peserta jalan adat berkumpul memang menyebalkan tapi serulah. setelah semua peserta jalan adat berkumpul semua ritual renungan di pos kelima ini dimulai yang dipimpin oleh kak Indah kemudian dilanjutkan oleh kak Genut.
Pukul 12.00 WIB, jalan adat selesai dan kami bersiap istirahat untuk liburan esok....



Ngleyangan, 25 Agustus 2013

Banyak hal yang kami lakukan. makan bersama di pagi hari, bermain air di air terjun dan Narsis bareng-bareng. tak cukup kata untuk menceritakan semuanya. jadi biarkan foto-foto ini yang berbicara dan bercerita...

You Might Also Like

0 Comments

Jejak Langkah